Senin, 10 Oktober 2016

Kisah Inspirasi bersama Aice - Cinta dibalik kaki satuku

Dibalik rimbun dahan yang sejuk, Ani seorang Remaja putri yang sekarang ini berusia sekitar 21 Tahun telah menikmati renungan dimasa lampaunya ketika dimana ia menjadi seorang sosok yg ceria dengan sejuta prestasi dalam bidang olahraga Badminton, sudah 1 tahun ini dia menghabiskan waktunya untuk merenungi masa pahitnya yg sebenarnya tidak perlu dia lakukan, di sebuah pohon cemara berdiri kokoh sebelah rumahnya. Tatapan kosong, tangisan kecil bahkan senyuman yg kadang muncul dari bibir manisnya tertuang dengan lafasnya serta penuh makna, hal ini dia lakukan lantaran kondisinya kakinya yg sekarang cacat dengan menggunakan tongkat penyangga kakinya, lantaran dimasa lampaunya dia menjadi korban tabrak lari oleh seorang sepeda motor yang tidak bertanggung jawab akibat perbuatannya, yg lebih miris lagi kejadian itu terjadi ketika dia baru menjuarai Piala Tunggal Putri Anar sekolah di tingkat provinsi dan dia akan mendapatkan biasiswa dan berkesempatan untuk di promosikan di tim inti bulutangkis Nasional. Tapi apa daya kecelakaan yg membuat hatinya begitu terluka dan mengubah nasibnya begitu memilukan, ketika dia akan berpamitan untuk pulang kerumah dalam kondisi gelap dan disertai hujan, karena lantaran gugup sang Ibu sedang sakit dirumahnya. Disaat ia ingin menyebrang jalan, ada seorang yg mengendarai sepeda motor menabaraknya hingga dia terpental jauh, walau nyawanya tertolong dia harus merelakan kaki kanannya karena di amputasi guna menyelematkan nyawanya.

Kadang orang orang yg melihatnya ingin mengajak bicara bahkan untuk memberika suport pada dirinya, namun trauma yg begitu panjang itu membuat dia lebih labil, sehingga tak jarang orang yg mendekatinya selalu di marahinya bahkan di pukul dengan tongkatnya, bukan hanya itu saja kedua orang tua bahkan teman serta pelatihnya yg dulu memberika ketrampilan padanya juga menyerah untuk memberikan semangat untuk bangkit.


Namun suatu ketika, hatinya terketuk ketika disore hari yang agak sepi, ada seorang pemuda yang juga bernasib sama dengannya, sebut saja Anton, dengan kakinya yg disangga dengan tongkat bersama anak kecil sedang mencari barang bekas sekitar rumahnya dengan menggunakan gerobak cikarnya, walau begitu dia sudah terbiasa dengan kondisi yg seadanya. Ani yg melihatnya terheran heran dengan apa yang dilakukan oleh Anton, lalu ketika Anton telah berada disamping tong kecil yang berada didekat pohon beringin itu tiba tiba tanpa ragu Ani bertanya padanya "Kamu lagi ngapain??"" Antonpun tidak segan segan untuk untuk menjawabnya "Maaf, non, kalau saya boleh ambil barang bekas di tong sampahnya non???"
Anipun bertanya lagi dengan penasaran "buat apa barang itu, itu kan kotor kenapa kamu mau repot repot buat ngumpulin barang bekas tersebut???" Anton menjawabnya dengan tersenyum "iya non, walau kotor barang bekas ini mau saya jadikan uang buat keperluan sehari hari, buat makan, biaya adik sekolah kalau ada sisany saya tabung buat nerusin kuliah non" sontak Ani kaget bukan main melihat pemuda yg bernama anton itu sangat bersemangat untuk mencari barang bekas untuk sebuah tujuan mulianya, sekali lagi Ani bertanya "Kaki kamu kenapa, apa kamu ga malu, dengan keadaan kamu yg seperti itu ditambah lagi mencari barang bekas itu??" anak kecil yg juga adik Anton lalu bertanya balik kepada Ani "Mba,,kata kedua orang tua aku, asal kita tidak merugikan orang lain dan masih dijalur yg baik, kenapa harus malu mbak??? bukankah mencari barang bekas juga termasuk pekerjaan mulia karena dengan seprti itu setidaknya mengurangi beban saampah yg ada dilingkungany??? anipun coba bangkit dari duduknya dan menuju ke anak itu, dengan penuh tanya "Kamu siapa ???" Anton pun menjawab dengan senyum "Ini adik saya non, maaf kalau dia agak sotoy" tak biasanya ani tersenyum kepada semua orang tapi ketika dia melihat wajah imut dan kepolosan adik anton dia mulai melebarkan bibirnya dengan senyuman bahgianya "kamu ko lucu si,,,sini mba pengin meluk kamu " setelah ani memeluk adik anton sembari bercerita keinginan besarnya dihatinya"kamu mau jadi adik mba ga???mba dari dulu pengin punya adik cowo kaya kamu" adik anton pun menjawab denga lugunya "kalau aku jadi adik mba, ntar mas anton adiknya siapa ?? kalau mba nikah sama mas anton baru aku jadi adik mba. Anton yg mendengar perkataan adiknya pun kaget dan malu dan langsung saja dia meminta maaf sama Ani "E...ee,,maa maaf non ,,adiku ngacau, maklum dia masih kecil"

Anipun hanya tersenyum manis, antonpun mulai memberanikan diri untuk menanyakan kondisi Ani yg cacat seperti dirinya "E,,kalau boleh tahu Kaki Non, kenapa??" mendengar pertanyaan Anton raut muka anupun mulai menjadi kusut dan bersedih, ibunya yg tiba tiba keluar dari rumahnya dan mendengar suara Antonpun segera bercerita apa yg sebenarnya terjadi sedangkan Ani meneteskan air matanya kembali dan mulai untuk masuk kerumahnya, mendengar cerita seorang Ani antonpun meminta maaf kepada ibu Ani, dan dengan keberaniannya dia juga menceritakan kondisinya yg persis sama apa yg dialami oleh Ani. 

Esoknya Anton kembali mencoba untuk mencari barang di tempat biasa ani bersandar, dan benar saja dia tak sulit untuk menemukan keberadaan Ani, dan segerlah dia menemui Ani dan meminta maaf atas apa yang terjadi kemarin, ani hanya tersenyum dan menyadari apa yg terjadi, ketika meraka saling asyik bertukar pikiran tiba tiba adik Anton merengek ingin dibelikan Es krim "Kak,,,katanya mau beli es krim Aice, kakak sudah janji loh,." anton menyanggupi permintaan adiknya "iya dikk,, sabar ya kaka lagi ngobrol sama non ini" dan segeralah Anton berpamitan untuk meninggalkan Ani guna membelikan Es yg diminta oleh sang Adik, Anipun beran jak bangun dan ingin mengikuti mereka berdua "dimana belinya, boleh aku ikut?? aku bosan disini terus aku pengin ikut kalian jalan jalan biar dapat pengalaman??" dengan agak tertatih menggunakan tongkatnya Anipun mengikuti mereka berdua untuk menuju tempat Es Aice berjualan yg tidak jauh dari tempat nya. Disitulah Ani tersadar betapa kuat dan keras perjuangan mereka untuk sebuah cita cita yang indah dengan kondisi yang tidak sempurna mereka tidak menyerah dari keadaan, dari situlah dia belajar banyak dari Anton agar selalu memaknai hidup yg tidak sempurna menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain.


Adik Anton pun senang bukan main ketika sang kakak membelikan Es Aice dengan berbagai macam varian rasa, nanas, semangka bahkan ras aterbaru pisang tak lupa diapun berbagi Es Aice tersebut kepada Ani. Sembari memberikan Es Aice itu Anton berpesan kepada ani "Non, non ga boleh menyerah dengan kedaan non sekarang kelemahan yg sekarng kita miliki jadikan pemecut kita untuk lebih baik lagi, jangan pernah menyesali apa yg telah kita terima dari allah, mungkin dengan seperti ini allah akan memberikan kekuatan yg jauh lebih hebat lagi dari sebelumya agar kita bisa memahami arti hidup kita" Anipun merasa bahgia dan terharu karena baginya Allah sudah mempertemukan orang yg telah membangkitkan semangatnya lagi.




Waktu pun berjalan dengan cepat mengiringi persahabatan yg telah terjalin oleh Ani, Anton dan Adiknya, setiap hari Ani selalu menemani mereka memulung, walaupun begitu kedua orang tua ani tidak melarangnya karena dengan seperti itu adalah jalan dan obat mujarab buat anaknya. Dan ketika Anton sudah mulai wisuda, dia mencoba untuk membuka toko serta mendaftarkan menjadi ouetlet Es aice dengan haisl tabungannya selama dia memulung dengan adiknya yg dia tabung bertahun tahun lamanya, dan tak lama juga toko dia menjadi perkembang pesat dengan adanya Es Aice yg dia jalankan dengan sebaik mungkin sampai dia mempunyai banyak karyawan sebagai penjual kelilling Es Aice di Kotanya, dan singkat cerita kedekatan Anton dan Ani berujung dengan pernikahan yg manis dan bahagia karena kekutan dan kebersamaan mereka menyatukan cinta mereka.

Anipun bersykur dengan gembira seraya berkata " Terimakasih Aice sekarang kisahku menjadi lebih manis bersamamu dan bersama orang orang ya aku cintai"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar