Kamis, 06 Oktober 2016

Inspirasi bersama Cipto Pantomim - Ketika Seorang Penjaga SD bercerita dalam sisi gelapnya

Sudah 7 tahun lamanya aku mengabdikan diri kepada negara sebagai penjaga SD disalah satu Sekolah Negeri di Desaku Kaligelang, pada awalnya aku hanya diberikan uang jajan sebesarnya Rp.100rb, mungkin hal wajar uang segitu untuk seorang honorer. Namun tahukah anda, bagiku uang jajan bukan sebuah pedoman untuk saya bekerja suka rela di SD ini pada waktu, tidak munafik setiap orang yg masuk dalam sebuah pengabdian yg diharapkan sebagaian besar adalah masa depan yg cerah begitu menjajikan kelak dimasa tua agar hidup lebih nyaman bersama keluarga tercinta.

Ada kalanya setiap penilaian orang berbeda beda ada yang menanggapi pekerjaan saya sebagai pekerjaan yang menyenangkan dengan alasan diangkat sebagai PNS kelaknya, ada yg juga memandang sebelah mata pekerjaan sebagai Penjaga SD yang hanya berjibaku dengan bersih bersih dan seorang pekerja yang memilukan sebagai budak, tapi tak jarang juga ada yang memandang secara bijaksana bahwa pekerjaan yang saya lakukan adalah pekerjaan mulia, karena di semua itu terdapat ibadah yang sangat besar dimana setiap orang belum tentu mampu melaksanakannya apa lagi dituntut kedisiplinan yag tinggi seperti contoh seorang penjaga harus bangun lebih awal dibandingkan seorang guru dan murid, agar semua keadaan siap untuk di tempati dengan nyaman dan layak.

Namun semua itu kembali kepada siapa yang menjalankannya toh semua itu juga atas dasar pilihan hidup yang sudah di iyakan dalam prinsipnya. Tidak mudah memang, walau secara kasat mata kita memandang tugas seorang penjaga SD adalah hanya untuk merawat SD dengan sebaik mungkin namun yang perlu kita ketahui  tanggung jawab besar sepenuhnya dimiliki oleh oleh Penjaga Sd, karena peran utamanya, menjaga keamanan 24 jam dari hal yg buruk yg bisa terjadi kapan saja belum saja ketika dia sudah mempunyai keluarga, apa yg perlu dia pikirkan secara luas dalam kehidupannya ketika dia harus memutar otak agar dia bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tidak mungkin uang jajan antara Rp.100 - Rp.200, walau terkadang ada rezeki yang diberikan oleh seorang guru kepada kita, namun pada intinya semua itu belum bisa mencukupi kebutuhan sehari hari.

dari sekian lama kisah saya selama 7 tahun lamanya menjadi Penjaga SD, dilihat dari berbagai aspek sisi gelap yang pernah saya alami, ketika orang banyak yang mencibir tentang pekerjaanku, meremahkan bahkan merendahkan namun semua itu aku terima dengan ikhlas dan lapang dada, sampai sekarang saya masih ingat kata kata yg belum pernah terlupakan lantaran saya lulusan SMK dan terjuan menjadi Penjaga SD yaitu "Ijazahnya ga laku jadi dia jadi Penjaga SD dan jualan disitu" perih memang perih tapi itulah resiko yang harus aku terima belum lagi banyak tantang yah masih banyak aku terima dari sisi gelap ini, saya harap dengan saya menulis cerita ini agar kita yang merasa masih kurang menghargai perjuangan seorang Penjaga SD, maka dari sekarang bukalah hati kita, mereka berjuang sekuat tenaga untuk kepentingan negara dan bersama bahkan mereka jauh untuk memperdulikan kepentingan dirinya sendiri, agar ketika semua orang yg bersinggah di sekolah merasa nayaman baik dalam pendidikan maupun secara luas dan merasa rela berjuang untuk semua waktunya hingga mereka tidak tahu akan nasib mereka kedepannya seperti apa. Sekiaaaaan !!!


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar